KULINER
LAMPUNG
1.
Bakso Sony
Bisa dibilang Bakso Sony mungkin
salah satu makanan lokal paling populer karena dulu waktu masih sering ke
Lampung paling baru ada 1-2 cabang, sekarang kayaknya udah sampe 7 (eh atau
lebih ya?) tersebar di seluruh penjuru Lampung. Intinya Bakso Sony ini jualan
baso sapi yang kalo menurut saya sih bau sapinya kenceng banget. Selain baso
sapi di sini juga ada mie ayam, pempek, dll. Tapi kebanyakan orang ke sini
memang untuk makan baso sapinya. Semangkok bakso polos ataupun mie bakso cuma
Rp15.000.
2.
Locupan
Salah satu makanan favorit almarhum
ibu saya yang memang orang Lampung. Dulu seringnya beli di bapak yang dorong
gerobak dan sering nongkrong di depan Vihara di Teluk Betung. Tapi di beberapa
kedai mie juga kadang ada yang sedia locupan. Apa itu locupan? Warnanya putih
agak mirip kwetiaw tapi bentuknya kayak cacing gendut panjang-panjang.
Disajikannya seperti yamien, diaduk-aduk pake kecap asin & minyak kemudian
dikasih taburan daging ayam cincang, daun bawang dan toge. Kuahnya bisa dimakan
terpisah atau disiram ke mangkuk locupannya. Kemarin ini kami makan locupan di
kedai Mie Asang (Halal) di Jalan Kartini, Tanjung Karang.
3.
Mie Inti
Sebenarnya ini yamien biasa seperti
yamien di Bandung. Cuma dari kecil sering dibawa ke Mie Inti jadi sudah suka
dari dulu. Banyak juga yang suka Mie Lampung tapi kami selalu balik lagi ke Mie
Inti. Alasannya salah satunya adalah ukuran mie-nya yang kecil. Tergantung
selera sih ya. Kalau saya memang lebih suka diameter mie yang kecil tipis
dibanding yang tebal atau lebar.
Selain itu di Mie Inti ada mie
warna-warni. Yang hijau dinamai Mie Popeye karena pewarnanya pakai bayam. Yang
orange pakai wortel. Kalau mau campur juga bisa, minta ada Mie Pelangi. Tapi
kalau mie pelangi harus agak pagi karena kalau kesiangan suka keburu habis.
Lokasi Mie Inti: Jalan Ikan Bawal, Teluk Betung.
4.
Ayam Goreng Begadang
Apa bedanya Begadang dengan rumah
makan Padang lainnya? Katanya sih, ayam gorengnya di sini spesial. Cuma ada
satu-satunya di sini, ga ada di rumah makan Padang lain. Ayamnya setelah
direndam bumbu sampai meresap kemudian dibalur pakai adonan telur campur tepung
dan digoreng sampai tepung telurnya crispy. Hmm…jadi lapar? 😉 Lokasinya
yang paling enak di Begadang 2, yaitu di dekat bundaran yang ada Patung Gajah.
5.
Pempek 123
Belum lengkap ke Lampung kalau belum
makan pempek. Di Lampung ada banyak sekali penjual pempek. Cuma yang paling
terkenal katanya Pempek 123. Ada beberapa cabang baik di Teluk Betung ataupun
Tanjung Karang. Yang di Tanjung Karang tempatnya lumayan besar dan tempat
parkirnya juga enak. Kalau mau dibawa buat oleh-oleh mereka sudah siap dengan
sistem vacuum dan di-pack rapih pakai dus. Selain Pempek 123, pempek terkenal
lainnya di antaranya Pempek Pak Raden dan Pempek 88.
6.
Pie Pisang Yussy Akmal
Awalnya
kami pikir ini salah satu kuliner oleh-oleh jualan para artis. Eh taunya Yussy
Akmal memang pemilik bakery di Lampung yang udah terkenal dari tahun 1992.
Salah satu produknya yang paling populer adalah pie pisang yang dibikin dengan
base pie kemudian diisi dengan potongan pisang asli yang disiram lagi dengan
adonan semacam egg tart dan yang terakhir ditaburi berbagai topping seperti
almond, keju, coklat, bahkan ada juga yang filling-nya rasa green tea.
Yang bikin tambah unik, bentuk
pie-nya beneran kayak pisang yang melengkung panjang gitu. Cobain deh
kapan-kapan kalau belum pernah coba. Cocok juga buat dijadiin oleh-oleh. Yussy
Akmal ada beberapa lokasi yaitu di Jalan Ikan Kakap (Teluk Betung), Enggal
(Tanjung Karang) dan Kedaton.
7.
Martabak Bangka
Sudah jadi kebiasaan keluarga besar
Susan kalau malam-malam suka dijajanin martabak manis. Kebanyakan martabak di
sini ditulisnya Martabak Bangka, mungkin karena dulunya ini tersebar dari
Bangka. So far penjual martabak Bangka di Lampung masih memegang teguh
topping/isian yang normal, bukan yang kekinian seperti di beberapa kota besar.
Selain yang biasa (coklat kacang),
pilihannya ada wijen, keju, kismis. Simpel tapi justru itulah yang namanya
martabak. Harga berkisar antara Rp30.000-Rp45.000. Martabak Bangka bisa
ditemukan di banyak sudut kota Bandar Lampung dan biasanya jualannya malam.
8.
Lontong Sayur Warung Kopi Dunia
Nemu Warung Kopi Dunia waktu
jalan-jalan pagi di sekitar hotel di Tanjung Karang. Begitu masuk langsung deh
tertarik sama lontong sayurnya. Lontongnya terasa fresh, kuahnya masih panas
karena ditaruh di atas kompor menyala dan pakai telur balado. Nikmat banget.
Selain lontong sayur di sini juga ada bubur ayam, mie ayam, nasi uduk, ayam
goreng dan berbagai kue tradisional. Tadinya udah ngincer lupisnya tapi
ternyata pas mau ambil udah keburu abis 🙁 Kemarin ini kami ke Warung
Kopi Dunia II di Jalan Kartini, Tanjung Karang.
9.
Gelato House Lampung
Karena Adam suka yang manis-manis
kalo habis makan, kami cari info soal desert place in Lampung. Tanya sepupu
yang memang orang Lampung katanya coba ke Gelato House Lampung. Sesuai
judulnya, tempat ini memang khusus jual gelato dan tempatnya asik banget.
Cafenya dibuat cantik dengan interior dan tempat duduk yang beragam, bahkan
bisa duduk di ayunan di kebun kecil di depannya. Cozy banget buat nongkrong.
Pilihan rasa gelatonya lumayan banyak dan ada beberapa yang menarik seperti
Thai tea, Bubble Gum, peanut butter, regal cookies dan red velvet. Gelatonya
bisa pakai cup biasa atau ditambah waffle cup. Selain gelato, di sini juga ada
berbagai minuman baik kopi maupun non-kopi. Harganya mulai dari Rp16.000 untuk
1 scoop, Rp28.000 untuk 2 scoop dan tambahan Rp6.000 kalau pakai cone waffle
atau cup waffle. Kirain tempat ini udah populer banget ternyata pas kami
posting di IG story @pergidulu banyak yang belum tau dan malah tergoda buat
nyobain langsung keesokan harinya. Gelato House Lampung ini lokasinya memang
agak non-mainstream yaitu di pinggir restoran Raja Kuring di Tanjung Gading.
10.
Encim Gendut
Nama tempatnya menarik ya? Ternyata
dalamnya juga ga kalah menarik. Ke sini diajakin sama mbak @adhemirzahakim &
mbak @neng_iyma
setelah day trip ke Pantai Sari Ringgung. Katanya di sini menyajikan makanan
Indonesia yang pastinya mantap tenan. Begitu masuk bangunan semacam rumah, kami
disambut dengan ruangan dengan dekorasi menarik berupa piring-piring jadul yang
ditempel di tembok dan lampu gantung yang dikurung pake kandang burung. Selain
itu juga terdengar lagu-lagu jadul jaman Belanda yang menemani selama kita
makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar